23/12/2024

Busur Mamasa

The New Mamasa Bersih Melayani

HADIRI LAUNCHING BUKU YANG DITULIS PUTRA MAMASA. DR. ZAIN: KEMATIAN HAKIKI SEORANG INTELEKTUAL ADALAH SAAT KEBIASAAN MEMBACA TELAH BERHENTI

PJ Bupati Mamasa Hadiri Launching Buku Yang Di Tulis Putra Mamasa (Foto Dok. Haly Potret)

Busur Mamasa- Tak ada bangsa yang besar, tanpa tingkat literasi yang tinggi di kalangan warganya.

Oleh awam, literasi seringkali dibatasi hanya sebagai kegiatan membaca. Padahal literasi sejatinya adalah suatu kegiatan atau aktivitas untuk lebih membudidayakan gerakan membaca serta juga menulis.

Menyadari keutamaan literasi masyarakat bagi upaya pemajuan daerah Kab. Mamasa yang lebih bermartabat, maka sedari awal ditetapkan sebagai Pj. Bupati Mamasa, Dr. Zain telah memberikan karpet merah kepada aktifitas literasi ini dalam program strategisnya, bergelar Program Mamasa Berliterasi.

Salah satu upaya dalam program Mamasa Berliterasi adalah mendorong terbitnya buku-buku berkualitas yang lahir dari rahim pena penulis-penulis Mamasa.

Atas panggilan spirit literasi pula, di tengah kesibukannya mengkoordinir penanganan bencana longsor yang menerpa berbagai titik di Kab. Mamasa.

Ditambah dengan kinerja dalam mewujudkan Pilkada damai yang tak lama lagi bakal digelar di Mamasa, serta kesibukan lain mengurus daerah Mamasa.

Pj. Bupati, Dr. Zain menghadiri launching buku Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulbar 1960 hingga 2023 (Foto Dok. Haly Potret)

Pj. Bupati, Dr. Zain tetap menyempatkan diri menghadiri launching buku Jejak Langkah dan Pemikiran Bupati di Sulbar 1960 hingga 2023.

Kegiatan launching berlangsung di aula pertemuan KAREBA Homestay and Resto, launching buku tersebut dibuka oleh Pj. Bupati Mamasa, Dr. Zain pada hari Jum’at, 14/6/2024.

Tampak hadir dalam kegiatan tersebut, anggota DPRD Sulbar H. Sudirman, Martinus Tiranda, Pdt. Deppatola Pawa, Kadis. Perindagkop Mamasa, Kain Lotong. Kadis. Capil dan Kependudukan, Abd. Rahman.

Kepala UPTD Museum Demmatande, Anna Sari. Anggota DPRD Mamasa, Syafri Malik. Serta tokoh masyarakat, tokoh pemuda Mamasa, dan diliput oleh berbagai awak media.

Buku yang mencatat data mengenai dasar-dasar kepemimpinan tokoh Bupati yang pernah, bahkan masih menjabat sebagai Bupati yang tersebar di enam kabupaten se-Sulbar ini lahir dari tetesan pena Sarman Sahudin.

Sarman Sahuding sendiri tidak asing dalam dunia kepenulisan dan jurnalistik Sulawesi Barat. Saat ini merupakan salah seorang anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) jenjang Utama.

Selain itu, Sarman juga pernah menulis buku bergenre sejarah yaitu PUS dan PBB DALAM IMPERIUM SEJARAH.

Menyadari keutamaan literasi masyarakat bagi upaya pemajuan daerah Kab. Mamasa yang lebih bermartabat (Foto Dok. Haly Potret)

Buku Sarman ini tidak main-main, karena diterbitkan oleh Kompas, media mainstream tanah air sekaligus penerbit buku-buku rujukan dan dianggap penerbit elit Indonesia.

Artinya, tidak sembarang buku yang bisa diterbitkan oleh penerbit ini. Hanya buku-buku yang telah terfilter secara tema maupun tehnik menulis, yang dapat diterbitkan. Ini jadi jaminan mutu akan buku yang ditulis oleh Sarman ini.

Dalam sekapur sirih, Sarman menyampaikan bahwa dalam kehidupan dan perjuangan, kita tak boleh hopeless (kehilangan harapan).

Sarman sendiri, dalam proses penerbitan bukunya ini bekerja keras dengan kesempatan yang sangat kecil. Namun akhirnya Tuhan menjawab upayanya melalui penerbit Kompas.

Secara detail, Sarman bercerita tentang jatuh bangunnya dalam melahirkan buku ini.

Menurutnya, manusia harus dikembalikan ke asal hakikatnya, yaitu ilmu pengetahuan melalui buku dan literasi. Karena hanya dengan ilmu pengetahuan, kita dapat lepas dari penjajahan dunia.

“Tondok Bakaru harus menjadi kenangan dunia,” tutupnya dengan gaya penuh semangat.

launching berlangsung di aula pertemuan KAREBA Homestay and Resto (Foto Dok. Haly Potret)

Saat didapuk membawakan pidato, Dr. Zain mengutip kalimat Bung Hatta saat dalam penjara di Boven Digoel yang menyebut “Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas.ā€¯

Hal itu beliau kutip, sebagai gambaran bagaimana pentingnya buku dalam membentuk peradaban dan kemajuan sebuah bangsa.

Menurut Dr. Zain, kematian hakiki seorang intelektual adalah saat kebiasaan membacanya telah berhenti.

“Kematian seorang pejabat publik adalah ketika hubungan dengan jurnalis terputus dan kebiasaan membaca buku telah hilang,” imbuh Zain.

“Pak Sarman ini sudah melampaui kita. Sebab kita hanya pembaca, namun beliau telah meningkat menjadi pencipta atau penulis buku,” tambahnya memberi apresiasi mendalam kepada Sarman.

“Saya berharap kepada para pegawai, pejabat, jurnalis dan politisi agar wajib kiranya membaca buku ini. Sebab dari buku ini, kita dapat mengetahui bagaimana pendahulu kita menetapkan dasar pemikirannya dalam membangun daerah ini,” lanjut Zain.

“Buku adalah anugerah tuhan yang tak ternilai, buku adalah simbol kewarasan bangsa,” tandas Dr. Zain mengakhiriĀ sambutannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.