23/12/2024

Busur Mamasa

The New Mamasa Bersih Melayani

KUNJUNGI SALAH SATU POSYANDU DI TABANG. PJ. BUPATI MAMASA, DR. ZAIN UNGKAP STUNTING SEBAGAI ISU GLOBAL

PJ Bupati Mamasa Kunjungi Salah Satu Posyandu di Tabang (Foto Dok. Haly Potret)

Busur Mamasa- Meski data pencegahan stunting di Kab. Mamasa belakangan ini telah menunjukkan hasil yang baik, dan menjadi daerah tertinggi dalam hal penurunan angka stunting se-Sulawesi Barat, namun Pj. Bupati Mamasa, Dr. Zain inginkan hasil yang jauh lebih baik lagi.

Olehnya itu, Dr. Zain secara ketat melakukan perluasan informasi, sosialisasi, pengawasan dan evaluasi akan pencegahan stunting melalui gerakan nasional Intervensi Pencegahan Stunting.

Hari Rabu (19/6/2024), kembali Dr. Zain turun meninjau pelaksanaan imunisasi dan pencegahan stunting yang kali ini berlangsung di Posyandu Dusun Mawa’, Desa Tabang Barat, Kec. Tabang yang disambut langsung oleh Camat Tabang

Dalam kegiatan itu, Pj. Bupati Mamasa, Dr. Zain didampingi oleh Ketua TP-PKK Mamasa, Dr. Asriaty Alimuddin Lidda Kadis PUPR Oktovianus Masuang, Kepala Badan Keuangan Mamasa, Heri Kurniawan dan, beberapa pejabat dinas Kabupaten Mamasa lainnya.

PJ Bupati Mamasa ungkap Stunting sebagai isu (Foto Dok. Haly Potret)

Terlihat hadir pula Ka.Polsek Tabang, Kepala Puskesmas Tabang, anggota (Tim Penggerak Pencegahan Stunting)TPPS Tabang, Kades kalama, Kades bakadisura dan kader-kader Posyandu.

Dalam sambutannya, Dr. Zain menyebut bahwa stunting bukan isu gizi buruk yang baru muncul, tapi telah menjadi isu global sehingga membutuhkan penanganan serius dari pihak-pihak terkait.

Menurut Zain bahwa, penyebab utama adanya stunting adalah karena tingginya pernikahan usia dini. Di mana pasangan-pasangan muda biasanya belum memiliki wawasan yang luas tentang hubungan perkawinan, pemenuhan gizi keluarga maupun kondisi emosional yang relative masih labil.

“Pencegahan stunting dan gizi buruk dimulai dari pencegahan pernikahan usia dini,” kata Zain dalam sambutannya.

Kepedulian Seorang Pemimpin (Foto Dok .Haly Potret)

Selain Sulbar, Zain juga mengungkapkan bahwa ada beberapa provinsi di Indoneisa yang punya tingkat pernikahan usia dini yang tinggi antara lain Sumbar, Jawa BArat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Barat.

Diungkapkan pula oleh Dr. Zain bahwa, pernikahan usia dini sangat riskan karena rentan perceraian, menambah angka kemiskinan dan, berpotensi melahirkan anak stunting.

Selain itu, Dr. Zain juga mengingatkan agar para ibu berhati-hati dan mengontrol pemberian asupan konsumsi kepada buah hati mereka. Mengingat banyak instant food dan junk food yang sangat mudah didapatkan.

“Ibu-ibu harus memberikan makanan yang dimasak dari dapur sendiri, agar kandungan nutrisi dan kesegaran makanan terjamin. Di sekitar kita banyak makanan yang padat nutrisi, seperti daun kelor, ikan mas atau ikan sidat yang bisa memenuhi asupan gizi keluarga sehingga kita bisa terus menekan angka stunting di daerah kita,” tutup Dr. Zain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.