Hadiri Pelantikan Pemangku Adat Petuo Tangnga, Pj. Bupati Mamasa Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya
Mamasa– Generasi muda saat ini perlu melestarikan dan merawat nilai-nilai luhur tetua-tetua adat di Mamasa menjadi living tradition (Ada’ tuo tan mate, Mapia tan karake) tradisi yang hidup mengakar di masyarakat.
Pesan tersebut disampaikan oleh Pj. Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain di acara Petamba, Pelantikan Pemangku Adat Petuo Tangnga IV yang digelar di Buntu Buda, Mamasa, Rabu (2/10/2024).
Bapak Payung sebagai pemangku adat baru dinobatkan pada gelaran adat tersebut, disaksikan oleh sejumlah tokoh yang hadir, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman, Labora Tandipuang, Kasat Pol PP, Muhammad Nawir, Kepala Desa Buntubuda Armas, dan Thomas, Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Mamasa.
Terlihat hadir juga, Martina, Indona Litak Pemangku Adat Tabulahan juga menjabat Camat Tabulahan, Theopilus Moron Pampang Bonga, Pemangku Adat Indona Lembana Salulo, serta Demmanggata Silo’ sebagai Pemangku Adat Tanduk Kalua serta Tokoh agama dan masyarakat.
Di Bali, pada masa kolonial Belanda, mengalami krisis identitas, sehingga adat dan tradisi mulai dipertahankan. Adat dan Agama beriringan (situru’) tidak ada pertentangan antara nilai-nilai luhur adat dan Agama.
“Tentu sebagai pemerintah, turut merawat tradisi leluhur dan ajaran Agama, dan saya mengucapkan selamat atas pelantikan pemangku adat baru. Semoga kita semua bisa memberi makna tradisi yang hidup dan merawat kohesi sosial,” ucap Zain dalam sambutannya.
Sebagai Pj. Bupati Mamasa, Zain memohon izin kepada para tetua adat, tokoh Agama dan masyarakat untuk memimpin Mamasa. Harapannya semua bersinergi, mensupport bersama untuk membangun Mamasa.
“Saya tentu tidak bisa bekerja sendiri, saya membutuhkan kontribusi dan pemikiran seluruhnya dari kita semua, terutama dalam hal mensukseskan Pilkada damai,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan keluarga, Yermia Demmalora mengatakan, sekalipun Pj. Bupati Mamasa saat ini bukan secara utuh terikat dalam bingkai kekeluargaan, tetapi dalam naluri mengatakan bahwa ada keterikatan prinsip yang berpegang pada jati diri, yakni kejujuran dan ketulusan.
“Terimakasih Pak Pj. Bupati Mamasa, dalam sambutannya jelas mengucapkan sumpah para leluhur sejalan yakni Petuo Tangnga yang secara tersirat mengandung makna perjanjian menjunjung nilai keadaban,” kata Yermia.
Baginya, Pj. Bupati Mamasa saat ini tidak berpangku tangan tetapi turut menegaskan falsafah penghidupan rakyat Mamasa di Pitu Ulunna Salu Kondosapata’ Wai Sapalelean.