Hadiri Muscab HMI Mamasa Ke-1, Pj. Bupati Mamasa Sebut Caknur dan Agussalim Sitompul
Mamasa– Ingat HMI, ingat Nurcholis Madjid, akrab dipanggil Caknur. Tahun 1968, terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI. Banyak gagasan-gagasan pembaharuannya, salah satunya dengan konsep “Islam Yes, Partai Islam No.” Cak Nur berusaha mengarahkan HMI untuk tidak terjebak dalam politik praktis, tetapi lebih fokus pada pengembangan intelektual dan moralitas Islam yang universal.
Hal ini disampaikan oleh Pj. Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain saat memberi sambutan di Musyawarah Cabang (Muscab) Ke-1 Kabupaten Mamasa, di Aula mini Rujab, Sabtu (5/10/2024).
Muscab HMI yang mengusung tema besar, Sinergitas Budaya dan HMI di Bumi Kondosapata ini dihadiri oleh utusan Pengurus Besar Himpunan mahasiswa Islam (PB HMI), Asrudi Waksekjend (PAO PB HMI) dan Muhammad ridwan (Wasekjend KPP PB HMI).
Dalam sambutannya, Zain menerangkan, HMI dengan para tokohnya menjadi cikal bakal pemikiran Islam yang inklusif dan terbuka terhadap modernitas, Cak Nur berupaya memisahkan Islam sebagai agama dengan ideologi politik.
“Caknur membuat sejarah, selanjutnya saat melihat Indonesia, selalu tesis Caknur menjadi rujukan, relevan dengan zaman Beliau pertama kali mengucapkan civil society dan masyarakat madani, sebagaimana Piagam Madinah sudah bicara tentang Civil society,” papar Zain.
Selain itu, Zain juga menyebut nama Agus Salim Sitompul yang juga tokoh HMI, Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah HMI, dikenal sebagai salah satu pendiri HMI pada tahun 1947 bersama Lafran Pane dan tokoh-tokoh lainnya.
“Agussalim Sitompul pencatat sejarah HMI, mendokumentasikan berbagai peristiwa penting terkait pendirian dan perkembangan awal organisasi ini. Perannya dalam mengabadikan sejarah HMI sangat krusial agar kader memahami latar belakang, tujuan, dan perjalanan HMI,” imbuhnya.
“Satu-satunya dokumenter terhebat di Indonesia. Mulai Skripsi, Tesis dan Disertasi, pemberitaan semua tentang HMI,” masih Zain yang juga Ketua KMMSB.
Zain berharap, semoga sosok Caknur dan Agussalim Sitompul mengejewantah dalam diri para kader. Kader yang hebat dia yang memiliki prestasi akademik (kutu buku) juga sebagai aktivis handal.
“Saya pengen kader HMI disini, kutu buku dan aktivis handal,” pungkasnya.