23/12/2024

Busur Mamasa

The New Mamasa Bersih Melayani

MENARIK, PJ BUPATI MAMASA BICARA PEREMPUAN DAN SEGALA PROBLEMATIKANYA

PJ Bupati Mamasa hadir di gedung PKK (Foto Dok. Alan)

Busur Mamasa- Pj Bupati Mamasa Dr. Muh. Zain menyampaikan gagasan tentang keperempuanan dan segala problematikanya, pada dialog Keperempuanan yang dihelat GMKI cab. Mamasa, Kamis 2/5/2024 di Aula PKK Mamasa.

Dialog yang bertajuk upaya preventif pencegahan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini juga dihadiri Festi Paotonan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Ibu Pdt Cory Pakondo aktivis perempuan, Ibu Pdt Mega Sekertaris Umum PPR-GTM, Ketua dan anggota Penggerak PKK, Pengurus DWP Kab Mamasa, Kepala Sekolah SMA NEGERI 1 SESENAPADANG, GMNI Cabang Mamasa, GRD Komite Kab Mamasa, serta pengurus GMKI.

Dalam pemaparannya, Dr. Muh. Zain mengungkapkan bahwa faktor budaya patriarki ketidakadilan gender, ekonomi, pendidikan dan kematangan sosial bisa mempengaruhi kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Perlu ada program strategis berbasis data yang sesuai. Sejak kecil mesti ditanamkan mindset, sajak dini anak-anak sudah faham hak-hak pada dirinya sendiri, dan itu mesti dengan pendidikan. Itu Filosofinya,” ucap Zain.

“Kita mesti mendorong lebih banyak perempuan untuk berpendidikan tinggi. Dan pendidikan juga harus ramah anak dan ramah perempuan,” imbuhnya.

PJ Bupati Mamasa menyampaikan pesan penting (Foto Dok. Alan)

Dr. Muh. Zain berharap kepada pengurus GMKI untuk membahas secara tuntas tentang issu ini dari beberapa perspektif, pemerintah, budaya dan lainnya.

“Di Kanada tidak ada laki-laki yang kurang ajar kepada perempuan, tidak ada yang tegak kepalanya di depan perempuan, bukan takut tapi menghargai perempuan. Di Kanada ada regulasi tentang itu,” lanjut Zain.

Pj Bupati menutup sambutannya bahwa sebuah daerah bisa maju ketika kita bisa memartabatkan perempuan, begitupun sebaliknya. Ini adalah persoalan masa depan kita semua.

Sementara itu, Ketua cabang GMKI Mamasa, Yelmi mengatakan, kurang lebih ada 40 kasus kekerasan kepada perempuan dan anak akhir-akhir ini. GMKI selalu melakukan pendampingan terhadap korban, meskipun belum efektif.

“Kami sadar bahwa pendampingan saja tidak bisa jadi solusi, mestinya ada gerakan pencegahan. Kerja sama dengan Pemuda Gereja dan Remaja Masjid,” tutup Yelmi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.