INSTRUKSI PRESIDEN, BNPB SALURKAN BANTUAN CEPAT UNTUK KORBAN LONGSOR DI KABUPATEN MAMASA
Busur Mamasa- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana longsor di Kabupaten Mamasa, di rapat mitigasi bencana bertempat di kantor camat Mambi, Jum’at (24/5/2025).
Tim BNPB dan Pj. Bupati Mamasa, Dr. Muh. Zain bersama-sama berangkat dari bandar udara (Bandara) Tampa Padang Mamuju menuju titik longsor, tiba sekitar pukul 17.00 WITA.
Sesuai instruksi Presiden RI, BNPB langsung memberikan bantuan kepada warga berupa dana siap pakai senilai 250 juta, diperuntukkan untuk mendukung operasional penahanan darurat bencana tanah longsor kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.
Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan berupa paket logistik, 250 paket sembako, 250 paket Hygine Kit, 250 paket Makana siap saji, selimut 200 pcs, matras 200 pcs, velbed 50 unit, kasur lipat 100 pcs, 3 set tenda pengungsi, 50 unit tenda keluarga, 5 unit pompa alkon, 20 unit peralatan pertukangan, 100 pcs terpal dan 5 unit chain saw.
Rapat ini dibuka oleh Pj. Bupati Mamasa, Muh. Zain dan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak. Zain juga menjelaskan bahwa bencana tanah longsor ini dipicu curah hujan tinggi dan struktur tanah di Mamasa kebanyakan bertebing dan berpasir.
“Pemerintah Daerah telah mengerahkan sejumlah alat berat membersihkan material longsor disejumlah titik TKP bencana tanah longsor yang di Mamasa terutama pada akses jalan utama poros Namasa-Mamuju,” kata Zain.
Ka Ta BNPB Brigjend Jahidin Chilo mengakui adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antara BNPB dengan Pj. Bupati Mamasa, BPBD Provinsi dan kabupaten, sehingga tanggap bencana terhitung cepat, bahkan tidak ada korban jiwa.
“Kemarin itu, Pak Presiden tanya kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, apa ada korban jiwa? tidak ada pak Presiden jawabnya, hanya ada longsor dan beberapa kerusakan,” kata Jahidin.
Selain itu, lanjut Jahidin, Kepala BNPB juga menginstruksikan agar tim cepat ke lokasi longsor dan memberitahukan apa yang diperlukan, agar kehidupan warga selalu membaik.
“Dalam masa tanggap darurat ini, yang terpenting adalah kita pastikan tidak ada warga yang sakit, kekurangan makanan dan merasakan penderitaan. Itulah pentingnya koordinasi agar bantuan yang dikirim tidak salah sasaran dan bisa bermanfaat, jika tidak tahu informasi, kita kirim mesin genset padahal listriknya hidup,” tambahnya.
Untuk kepentingan masyarakat, jika masih ada kebutuhan dalam proses penanganan tanggap darurat, Pemerintah Daerah harus minta kepada Pusat pasti akan dibantu.
Direktur BNPB Nelwa Harahap memberi apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Mamasa yang dinilai berhasil dalam memanajemen mitigasi bencana bahu membahu TNI/Polri dan warga, terbukti bencana alam ini tidak memakan korban.
“Meskipun demikian, curah hujan juga selalu meningkat, kepada pak Camat untuk sebarluaskan informasi, agar warga tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan” ucap Nelwa.
Turut hadir Kepala BPBD Prov. Sulbar Yasir Patta, Kepala BPBD Mamasa Gusti Harmiawan, Kapolres Mamasa Akbp Muhammad Amiruddin, Dandim Kodim 1428/Mamasa, Letkol Inf Laode Iril Syahdar serta Anggota DPRD Kabupaten Mamasa, Enrika.
Informasi tambahan, dilansir dari situs bnpb.go.id, ada 192 Kepala Keluarga terdampak, satu orang luka, satu orang Ibu hamil terisolir dan 1.270 orang mengungsi akibat tanah longsor di Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat.
Berdasarkan informasi dari BPBD Kabupaten Mamasa, tanah longsor terjadi Selasa, (21/5) pukul 15:30 WITA. Tanah longsor dipicu oleh hujan deras yang berangsur lama disertai struktur tanah yang labil sehingga menyebabkan tertutupnya ruas jalan nasional Mamuju-Mamasa serta permukiman warga.
Pasca bencana longsor menyebabkan kerugian material lima unit fasilitas pendidikan rusak, satu fasilitas kesehatan (Posyandu) terdampak. Sebanyak 192 unit rumah terdampak, lima unit kios terdampak, satu unit kantor Desa Salukepopo di Kecamatan Bambang terdampak. Satu unit sarana ibadah terdampak, tujuh kendaraan roda dua terdampak dan satu kendaraan roda empat terdampak serta 189,5 Ha Lahan sawah dan perkebunan terdampak.
Adapun wilayah terdampak meliputi Desa Bambang, Saluassing, Minanga, Salukepopo, Bambang Timur, Salukadi, Salubulo, Balatana, Tanete Tomba, Masoso, Rantelemo, Salururu, Limba Debata, Sikamase, Ulumambi, Ulumambi Barat, Salutabang, Lembang Mokallang, Saludengen, Rantetarima di Kecamatan Bambang.
Desa Salumukanan, Bambang Buda di Kecamtan Rantai Bulahan Timur. Desa Tapalinna, Bujung Manurung, Salualo, Talippuki di Kecamatan Mambi. Desa Baruru, Uhailanu di Kecamatan Aralle, dan Desa Salumokanan di Kecamatan Rantim.
Kondisi terkini sebanyak 1.270 orang masih mengungsi karena khawatir adanya longsor susulan. Warga terdampak longsor mengungsi ke rumah- rumah warga dan keluarganya di sekitar lokasi kejadian yang lebih aman.
Mempercepat penanganan longsor Bupati Mamasa menetapkan Status Tanggap Darurat Tanah Longsor dengan NO. 360/KPTS-111/V/2024 selama 14 (empat belas) hari terhitung mulai tanggal 22 Mei s.d 4 Juni 2024.