26/06/2024

Busur Mamasa

The New Mamasa Bersih Melayani

NARASUMBER DI KEGIATAN RUTIN DHARMA WANITA PERSATUAN, DR. ASRIATY ALDA ZAIN NYALAKAN PEREMPUAN BERORGANISASI

2 min read

Dr. Asriaty Alda Zain Nyalakan Perempuan Berorganisasi (Foto Dok. Haly Potret)

Busur Mamasa- Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Mamasa Dr. Asriaty Alda Zain tampil sebagai narasumber terangkan hubungan Perempuan dan Organisasi di ruang Pola Kantor Bupati Mamasa, Selasa (11/6/2024) pagi.

Kegiatan yang bertajuk Perempuan dan Organisasi ini dihadiri juga ketua DWP Kabupaten Mamasa Nurjanah Syukur, Staf Ahli bidang ekonomi dan keuangan Tokar (mewakili Sekretaris Daerah Pembina DWP).

Dr. Asriaty Alda Zain tampil sebagai narasumber (Foto Dok. Haly Potret )

Terlihat juga hadir Kepala dinas kependudukan dan pencatatan sipil Abdul Rahman, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Andi Armini, Kabid Perlindungan perempuan dan anak Rabiah Basri dan seluruh ketua serta anggota DWP OPD kabupaten Mamasa.

Dialog semakin hidup, saat dipandu oleh Wakil Ketua DWP Mamasa, Dra. Selvia sebagai Moderator. Dalam pemaparannya, Dr. Asriaty menekankan tujuan berorganisasi adalah menjadikan diri sebagai pribadi yang menebar manfaat kepada orang lain.

“Dalam berorganisasi yang terpenting kemanfaatan dari apa yang kita lakukan. Segala sesuatu yang dilakukan dengan niat baik dan memberi manfaat untuk sesama juga diri sendiri dan keluarga akan bernilai ibadah,” kata Asriaty.

Dr. Asriaty Alda Zain Nyalakan Perempuan Berorganisasi (Foto Dok. Haly Potret)

Menurutnya DWP adalah organisasi formal kemasyarakatan, terjalin interaksi kuat dengan masyarakat. Sehingga mesti memiliki Kode etik untuk tetap sejalan dengan tujuan, visi dan Misi Organisasi.

“Pendidikan pertama dari seorang anak didapatkan di keluarga, perempuan adalah pendidiknya. Sesuai ajaran Agama dalam Al-Qur’an dan Al-Kitab, perempuan dianjurkan berkarir di luar rumah, namun juga tetap mengurus keluarganya,” lanjut Asriaty.

Dharma Wanita Persatuan (Foto Dok. Haly Potret)

Perempuan, tambahnya, selain sebagai seorang pendidik di rumahnya, ia juga sebagai istri dan pemimpin, penggerak di organisasi kemasyarakatannya. Problem keluarga dan problem sosial mesti menjadi fokus utama perempuan yang berorganisasi.

“Saatnya perempuan mengambil peran, budaya patriarki sudah tidak relevan, kita mesti membangun kerjasama (Sibaliparriq) antara perempuan dan laki-laki untuk kemajuan bangsa,” pungkasnya.

Asriaty Alda Zain yang juga merupakan Ibu Pj. Bupati Mamasa itu berkeyakinan bahwa tanpa melibatkan gerakan perempuan mustahil cita-cita akan tercapai.

Mengutip Mahatma Gandhi dan Vladimir Lenin di Buku Ir. Soekarno, Sarinah, Asriaty menegaskan bahwa begitu banyak perjuangan-perjuangan yang kandas di tengah jalan, oleh karena keadaan wanita kita, jikalau bukan karena wanita, kemenangan apapun tidak akan pernah tercapai.

Meskipun isu kesetaraan gender menjadi pembahasan hangat di kancah internasional, namun sebagai warga yang punya identitas suku, tentu kita punya konsep gender yang khas. Di Sulawesi Barat kita kenal Sibaliparriq, yaitu kerjasama laki-laki perempuan saling mengisi kekosongan bukan hanya setara namun juga proporsional, bukan hanya motif sukses tapi juga motif penderitaan.

Seiya sekata, satu kebahagiaan, satu penderitaan dan satu perjuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Busur Mamasa by Tim Kreatif