Pj. Bupati Mamasa Hadiri Peluncuran Buku ‘Estetika dan Makna Ukiran Mamasa’, Ini Pesannya
Mamasa-Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain hadiri peluncuran dan diskusi buku Estetika dan makna ukiran Mamasa (Mengenal arti dan Filosofi dari 60 jenis Ukiran Mamasa), di Gedung PKK Mamasa, Kamis (3/10/2024)
Launching buku karya Pdt. Yeremia Pampang Minanga tersebut mengusung tema besar, urgensi literatur budaya tentang filosofi ukiran Mamasa sebagai materi muatan lokal di sekolah.
Dihadiri oleh Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang (Raja Gowa ke XXXVIII), Untung Sudarsono Kartawijaya Putra, S.Th (Komisaris PT. Manguni Benteng Salubanga) dan Anis Kurniawan, S.S., M.Pd (Peneliti budaya dan pemberi catatan pengantar buku)
Terlihat juga hadir Kadis Arsip dan Perpustakaan, Kepala Kesbangpol, Kadis Perindag, Kepala Bagian Humas Protokoler, unsur Forkopimda serta tokoh agama dan tokoh adat Kabupaten Mamasa.
Dalam sambutannya, Muhammad Zain mengucapkan terimakasih kepada penulis atas kesadaran literasinya, mengutip Prof. Naquib Al-Attas, bahwa peradaban yang langgeng bukan hanya bersifat material, meski itu juga tanda peradaban tapi tidak lama, yang langgeng adalah ide, gagasan dan tradisi literasi yang hidup.
“Gagasan yang ada di buku ini, lebih panjang umur dari penulisnya. Avveroes mengatakan, Ide dan gagasan didalamnya tidak akan punah. Akan terus bergulir sampai kapanpun,” ujar Zain.
Lebih lanjut, Zain menerangkan, sepanjang sejarah peradaban manusia, adakalanya orang menghargai buku dan ada juga orang yang tidak menghargai buku, bahkan ada yang menghancurkan atau membakar buku seperti fakta sejarah bangsa Mongol.
Dia menambahkan, Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan membakar seluruh buku- buku filsafat. Itu adalah tragedi kemanusiaan, lalu apakah gagasan dalam buku itu hilang? Ternyata tidak.
“Meskipun buku ini kecil, tapi kebanyakan buku yang menggemparkan dunia, justru buku-buku kecil. Seperti buku sastra The Old Man and the Sea, karya Ernest Hemingway, mengisahkan orang tua nelayan yang membuatnya menerima penghargaan Nobel dalam sastra tahun 1954,” imbuh Zain yang juga ketua KKMSB Pusat.
Zain menegaskan, buku tersebut bisa dibaca oleh generasi Mamasa dengan baik. Judul buku dan isinya sungguh menarik, berangkat dari logic (logika, berpikir), kemudian ethic (baik buruk) diatasnya ada aesthetic (keindahan), itulah ciri masyarakat yang berkeadaban.
“Mamasa memiliki nilai budaya yang tinggi karena estetikanya. Namun di Mamasa mesti kita selesaikan dasar dari ketiga hal tersebut, yaitu logistik. Logika, etika dan estetika berjalan dengan baik jika logistiknya selesai,” lanjut Zain yang disambut tawa dan tepuk tangan meriah dari peserta.
Kegiatan peluncuran buku tersebut dibuka secara resmi secara simbolis, penyerahan buku dari penulis untuk Pj. Bupati Mamasa dan peserta yang hadir. Dilanjutkan dialog bersama narasumber.