23/12/2024

Busur Mamasa

The New Mamasa Bersih Melayani

PJ. BUPATI MAMASA KE DESA WISATA BALLA TUMUKA: KEAKRABAN DI TENGAH PERJALANAN BERLIKU

Minggu 10 Maret 2024, jalan ke Desa Wisata Balla Tumuka terlihat kurang terurus, suhu menusuk tulang di ketinggian 1300 mdpl, dan jalanan licin bergelombang akibat hujan terus-menerus.

Barisan pepohonan menjulang tinggi diterangi matahari lembut temaram tertutup awan. Mobil Pj Bupati Mamasa berguncang melewati jalan terjal, mendaki dan menurun di tanah yang tidak rata tanpa aspal dan beton.

Empat kali mobil tertahan di tanjakan becek sedikit berlumpur, membuat Pj Bupati harus turun tangan menutup lubang jalan.

Meski berjarak kurang lebih 10 Km dari kota, namun waktu tempuh kian lama. Sekitar pukul satu siang, Pj Bupati dan rombongan tiba di pasar dusun Gallarapa, di sudut pasar terlihat nenek sedang berdiri melihat-lihat barang, Pj Bupati spontan menghampiri dan mengajaknya bercengkrama.

 “Pilih barang yang nenek suka,” kata Pj Bupati DR. Zain sambil menunjuk barang. Raut wajah seorang ibu bernama Tiku Mangngemba, terlihat bahagia bercampur haru saat mengetahui Pj Bupati memeluk dirinya di tengah pasar yang tidak begitu ramai.

Di sisi kananya sang anak dan warga lainnya tersenyum lepas menyaksikan kedekatan sosok pemimpin dengan warganya.

“Sampaikan salam rinduku kepada Pj Bupati nak” demikian pesan terakhir Tiku Mangngemba kepada tim media center. Di persimpangan jalan terlihat dua orang tua memanggil-manggil, spontan Pj Bupati turun dan memberi hormat, percakapan pun dimulai.

Sang kakek bernama Pampang Dika dan Demmamusu seolah berbicara dengan teman karib yang sudah lama tak dijumpainya.

Bahagianya terjewantah dalam lantunan lagu perjuangan, dipersembahkan untuk sang Pj Bupati. Suara parau mencipta suasana kenduri cinta di tengah lengannya jalan desa.

Hadiah sarung didapatkannya, “Semoga bermanfaat” singkat Pj Bupati sembari memeluk mereka. “Bersyukur, Bupati sudi bercengkrama dengan kami. Kami merindukan pemimpin yang dekat dengan warga, semoga panjang umur”

Doa mereka terlantun saat itu juga. Katanya sudah lama tidak berjumpa dengan pemimpinnya, kerinduan itu meluap di derap-derap pedalaman Mamasa.

Pampang Lotong Kepala Desa Balla Tumuka dan aparatnya menyambut dengan hangat dan sederhana.

 “Terimakasih Pak, Honor kami sudah terbayarkan, ada 373 KK dengan jumlah 1449 jiwa merindukan pemimpin seperti bapak” ujarnya sembari meneguk segelas kopi.

Permintaan terakhir desa Balla Tumuka adalah akses jalan. Balla Tumuka adalah Desa Wisata yang terabaikan, objek wisata Buntu Mussa dikenal secara nasional dikunjungi para wisatawan lokal dan mancanegara, pemandangan indah kota mamasa dari atas puncaknya (tribun-timur.com).

Buntu Liarra, objek wisata negeri di atas awan (kumparan.com) dan lebih 200 Rumah adat juga ada di sana. Satu per satu warga menyalami Pemimpinnya sebelum beranjak, mengisahkan persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan terajut benang kasih.

Nyanyian perjuangan Pampang Dika terlantun di detik-detik perpisahan, “Lagu ini terakhir, syaratnya semoga bapak ingin jadi Bupati selanjutnya”.

Pj Bupati tertawa lirih sambil menerawang ke langit biru yang diselimuti awan. Sejurus kemudian, Pj Bupati, anak petani itu menyentuh lembut punggung sang kakek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.