Pj. Bupati Mamasa Sambangi Penenun Cilik, Warisan Budaya menggema di Momentum Hari Kemerdekaan
Busur mamasa- Momentum Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain bertamu di kediaman penenun cilik di desa Rantepuang Kecamatan Sesenapadang Kabupaten Mamasa, Sabtu (17/8/2024).
Di tengah-tengah kesibukannya, Zain, Pj Bupati Mamasa menyempatkan diri untuk bertemu penenun cilik yang sebelumnya dilihatnya dari video via YouTube media iNews TV. Disana Zain melihat langsung bagaimana penenun cilik menenun kain tradisional (warisan budaya Mamasa) dengan tekun dan sangat rapi.
Zain tampak kagum melihat keterampilan dan dedikasi Vivhia Adelia (8), Febriyanti (9) dan Melyanti (8) dalam melestarikan budaya lokal, yang saat ini mulai tergerus oleh zaman modernisasi.
Ini adalah contoh nyata dari semangat kemerdekaan yang sesungguhnya,” terang Zain saat berdialog dengan keluarganya.
Zain juga menyampaikan kepada keluarganya untuk memberikan hak bermain dan hak pendidikan kepada anak-anak mereka. Selain menyalurkan hobbynya dengan kain tenun, mereka juga punya hak untuk mencapai pendidikan tinggi.
Sementara itu, Selvi, Tante 3 penenun cilik yang juga seroang guru SDN 005 Pambe, (tempat ketiga anak tersebut sekolah) mengutarakan kebahagiaannya dan berterima kasih kepada Pak Pj Bupati Mamasa, telah berkenan datang mengunjungi secara langsung anak-anak binaannya.
“Dengan kehadiran bapak Pj. Bupati, memotivasi anak-anak kami, terutama kaum perempuan untuk terus mencintai salah satu warisan nenek kami yakni Ma’tannun (menenun),” kata Selvi kepada wartawan.
Selvi juga berharap, kedepannya ada perhatian dari pemerintah daerah untuk pengembangan dari hasil karya tenun bagi anak-anak, umumnya Kabupaten Mamasa agar terus diperkenalkan, baik dalam maupun keluar daerah.
“Ucapan terima kasih kepada Pak Pj. Bupati dan terima kasih juga bagi teman-teman media yang sudah membantu memperkenalkan kerajinan anak-anak kami sehingga dapat kunjungan khusus dari Pj. Bupati Mamasa,” lanjut Selvi.
Di akhir kunjungannya, Zain bercengkerama dengan keluarga dan masyarakat sekitar, layaknya seperti keluarga yang kembali bertemu, memberi motivasi dan berbelanja banyak kain hasil tenunan sang nenek, ibu dan ketiga penenun cilik.