Sambut Kemenag Sulbar, Pj. Bupati Mamasa sebut Kondosapata Punya Tradisi Adiluhung Persatuan
Busur Mamasa- Selamat datang di Bumi Kondosapata, di bumi Kondosapata itu terkenal pilosofi hidup yang luar biasa, Mesa kada dipotuo, pantan kada dipomate, kira-kira artinya seiya sekata, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
Pesan tersebut disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muhammad Zain saat menyambut rombongan kantor wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat di Desa Tondok Bakaru, Rabu (14/8/2024) sore.
Mamasa dalam pandangan Zain adalah sebuah wilayah beradat dan budaya toleransi agama yang hebat, Mamasa menjadi sentral, punya jalur ke Toraja, jalur ke Mamuju dan Jalur ke Polewali Mandar.
“Mamasa memiliki tradisi leluhur adiluhung yang jarang kita temui di daerah lain, terkenal dengan local wisdom bahkan politisi meminta izin dan nasehat kepada tokoh-tokoh adat saat ingin maju sebagai pemimpin,” ucap Zain yang disambut tepuk tangan meriah.
Zain menceritakan, baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK), dalam pertemuan Conference of the Parties (COP) 26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, United Kingdom.
“Ada banyak kota-kota besar menyumbang emisi karbon yang berdampak pada perubahan iklim global, artinya polusi udara tinggi. Situs IQ Air, menyatakan indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 168 (tidak sehat). Polutan utamanya ialah PM 2,5, berada pada tingkat ke-3 dunia setelah Beijing (Cina) dan Kinshasa (Kongo),” papar Zain di kegiatan rapat kordinasi kementerian agama Provinsi Sulawesi Barat.
“Sementara di Mamasa masih memiliki udara 100 persen murni oksigen. Kalau mau hidup sehat, sering-seringlah ke Mamasa,” tandasnya.