Suguhkan Orasi di Sidang Majelis Sinode, Pj. Bupati Mamasa Terangkan Posisi Agama dan Politik
Pj. Bupati Mamasa Terangkan Posisi Agama dan Politik (Foto Dok. Haly Potret)
Busur Mamasa- Penjabat (Pj) Bupati Mamasa, Dr. Muh. Zain menjelaskan posisi Agama dan Politik di Sidang Majelis Sinode tahunan gereja Toraja Mamasa (SMST GTM) di Klasis Bambang Tengah, Rabu (24/7/2024).
Zain mengutip buku Democracy Indonesia In Violence Religious karya Mujiburahman, Relasi Politik dan Agama dalam Sejarah Indonesia membentuk sejarah Indonesia, dari era kolonial, kemerdekaan, hingga reformasi.
Sehingga lahir Politik Identitas, saat agama digunakan oleh aktor politik untuk mencapai kepentingan. Penggunaan agama dalam kampanye politik.
“Francis Fukuyama mengatakan, politik identitas akan selalu ada, namun perlu kita tahu, Agama itu Suci, Agama itu Wahyu. Sementara Politik itu dunia dan penuh kepentingan. Agama itu Universal dengan ajaran kasih, memartabatkan manusia. Agama jangan diseret ke gelanggang politik,” kata Zain.
Zain juga memohon kepada semua yang hadir, agar di mimbar-mimbar Agama kita kampanyekan, jangan bawa Agama ke Politik.
Satu daerah bisa bertahan lama, karena kedamaian. Sebaliknya daerah yang konflik tidak akan bertahan lama.
Tantangan Demokrasi ada pada interaksi antara politik dan agama yang menimbulkan masalah, termasuk intoleransi, diskriminasi terhadap minoritas agama, hal ini menghambat perkembangan demokrasi yang inklusif.
“Kalau ada yang berniat baik maju menjadi Bupati Definitif, sebelumnya dia harus selesai dengan dirinya. Karena mengurus Mamasa tidak mudah, kita harus kerja extraordinari. hapus semua tanggal merah di kalender, tidak ada libur,” Pungkasnya.
